LAPORAN HASIL OBSERVASI KEPEMIMPINAN

Diterbitkan Oleh: Unknown
Sabtu, 17 November 2012 Komentar: 1 comment

TUGAS KEPEMIMPINAN

LAPORAN HASIL OBSERVASI KEPEMIMPINAN

TK IDHATA UNESA KETINTANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Semester V

Mata Kuliah Kepemimpinan

Dosen: Hj. I.G.A. Aju Nitya Dharmani, SST., S.E., M.M.

clip_image002

Oleh :

1.      Nurul Qomariyah              (108554062)

2.      Anis Watul Maghfiroh      (108554064)

3.      Achmad Junaedi               (108554083)

4.      Herdina Paramitha            (108554088)

5.      Herliyan Yunita W.           (108554209)

 

PRODI ADMINISTRASI PERKANTORAN

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2012

KATA PENGANTAR

 

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia – Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah KEPEMIMPINAN yang membahas

“Penerapan Kepemimpinan di TK IDHATA UNESA – Surabaya ”

     Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

            Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya,penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

            Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

 

Surabaya, 17  Oktober  2012

 

                                                                                                                                                                                                Penyusun

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Menumbuhkan jiwa kepemimpinan anak di usia dini dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah. Khusus untuk di sekolah dapat dilakukan melalui mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Bila anak berusaha mengimplementasikan ilmu yang didapat di sekolah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, berarti sudah berupaya menumbuhkan jiwa kepemimpinan karena ia telah berusaha untuk sesuai dengan aturan yang telah dipelajari di sekolah. Contoh, melalui pelajaran sains anak mengetahui bahwa tubuhnya membutuhkan gizi yang seimbang. Ketika di rumah ia makan nasi dengan ayam dan sayur mayur, berarti ia sudah memenuhi aturan gizi seimbang untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Beberapa cara untuk menstimulasi jiwa pemimpin di usia sekolah:

1.      Jujur

Jujur adalah keberanian untuk mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kondisi sebenarnya. Sifat jujur awalnya ditumbuhkan dengan memberikan kepercayaan kepada anak, misalnya dalam mengelola waktu untuk bersekolah, belajar, bermain, melakukan hobi, dan beristirahat. Kejujuran juga ditumbuhkan dalam komitmen mengerjakan tugas dengan jerih payahnya sendiri serta kemampuan menahan godaan untuk tidak melanggar hak/milik orang lain.

2.      Integritas

Integritas adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas yang diemban secara total atau penuh dedikasi.

3.      Adil

Sifat adil dapat ditumbuhkan dalam keseharian. Contoh, ketika diberi sekotak permen cokelat, sampaikan pesan agar seluruh penghuni rumah dibagi. Coba amati, apakah ia mampu membagikan permen yang didapat dengan adil? Untuk itu, jangan lupa mengecek kepada anggota keluarga yang lain, apakah seluruh penghuni rumah mendapat jumlah yang sama? Atau, ketika di sekolah, mintalah anak untuk mengoordinasi tugas bersih-bersih kelas. Coba amati, apakah ia mampu membagi tugas tersebut dengan merata pada teman-teman sekelasnya.

4.      Pemberani

Untuk menumbuhkan sifat pemberani, cobalah memberikan tantangan kepada anak. Contoh, bila ada kerabat atau kenalan tinggal di kompleks yang sama tapi beda blok, berikan kepercayaan kepada anak untuk mengantarkan sesuatu ke sana. Sampaikan bahwa benda tersebut dibutuhkan oleh si kerabat. Ini dapat menumbuhkan sifat pemberani karena memang dibutuhkan keberanian untuk melaksanakan tugas seperti itu. Cara lainnya adalah keberanian mengajukan pendapat atau keinginan. Berikan kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihannya sendiri. Mulailah dari hal sederhana, seperti memilih baju yang akan dipakai, menu makanannya, kado untuk temannya, toko buku mana yang dituju, bertanya kepada guru, mengutarakan pendapat kepada ayah-ibu, dan lain-lain.

5.      Pembelajar

Tumbuhkan rasa ingin tahu anak melalui kegiatan sehari-hari di mana saja. Umpama, ketika melewati kabel listrik yang membentang di tepi jalan, tanyakan mengapa burung yang bertengger di situ tidak terkena sengatan listrik. Tentu saja orangtua harus tahu jawabannya yang benar. Atau selagi bermain di taman, sampaikan fungsi daun bagi tanaman dan lingkungan. Sifat pembelajar sangat didukung oleh kegemaran membaca buku dan kemampuan berpikir kritis. Untuk era sekarang, manfaatkan media seperti televisi dan komputer yang menampilkan program hiburan bermuatan ilmu pengetahuan.

 

 

 

6.      Kerja Sama

Kemampuan bekerja sama dengan orang lain sekaligus melakukan koordinasi tugas dengan teman satu tim merupakan salah satu bentuk kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik, tentunya akan menggunakan bahasa yang sopan dan tegas dalam menyampaikan perintah. Latihan bisa dilakukan bersama adik di rumah pada saat membereskan mainan yang dimainkan bersama. Di sekolah, anak bisa bergiliran menjadi pemimpin barisan atau pemimpin kelompok tugas.

Observasi yang kami lakukan di TK Idhata Unesa Surabaya ini salah satunya dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa sifat-sifat kepemimpinan yang mulai tumbuh pada anak-anak tersebut.

 

B.     Rumusan Masalah

 

1.      Apa arti dari kepemimpinan?

2.      Apa fungsi pemimpin dalam sebuah kelompok?

3.      Ada berapa tipe dan gaya kepemimpinan?

4.      Bagaimana kepemimpinan diterapkan di TK Idhata Unesa Surabaya ?

 

C.    Tujuan

1.      Memahami arti dari kepemimpinan

2.      Memahami fungsi pemimpin dalam kelompok

3.      Mengetahui tipe dan gaya kepemimpinan

4.      Mengetahui penerapan kepemimpinan dalam lingkungan TK Idhata Unesa Surabaya

 

 

D.    Manfaat

 

1.   Manfaat Teoritis Berdasarkan pemilihan judul tentang “Kepemimpinan Kepala Sekolah di Taman Kanak-Kanak terhadap Efektivitas Kerja” ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana kepemimpinan kepala TK terhadap efektivitas kerja guru.

2.   Manfaat Praktis Menambah pengetahuan tentang pengaruh kepemimpinan terhadap efektivitas kerja guru.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN TEORI

 

A.      Pengertian kepemimpinan

            Di dalam suatu organisasi peran seorang pemimpin sangat penting. Hal ini disebabkan karena seorang pemimpin adalah otak organisasi. Pemimpin organisasi selalu membuat keputusan, membuat rencana dasar dan menentukan tujuan organisasi. Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh pemimpin dan gaya pemimpin dalam organisasi. Menurut Winardi (2000 : 36) kepemimpinan adalah hubungan di mana satu orang yakni pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara suka rela dalam usaha mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan oleh pemimpin. Sementara menurut Agus Dhanna (92:42), kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi efektivitas kerja seorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

            Pengertian tersebut di atas mengandung beberapa unsur pokok antara lain :

a. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain yaitu : pengikut atau bawahan karena kesediaan untuk menerima pengarahan dari pimpinan anggota kelompok membantu menegaskan status kepemimpinan dan memungkinkan proses kepemimpinan. Tanpa bawahan sama sifat-sifat kepemimpinan akan menjadi tidak relevan.

b. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa aktivitas anggota kelompok yang tidak dapat dengan cara yang sama mengarahkan aktivitas pemimpin.

c. Pemimpin bisa mempengaruhi pengikut atau bawahannya dan bisa mengarahkan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

 

Konsepsi yang luas

a) Seseorang yang mempengaruhi anggota-anggota kelompok

b) Seseorang yang mempengaruhi anggota-anggota organisasi dalam banyak kegiatan

c) Seseorang yang mempengaruhi anggota-anggota kelompok untuk ikut dengan permintaannya dengan rela atau tidak rela

 

2. Konsepsi yang lebih kecil

a) Seseorang yang mengusahakan banyak pengaruh untuk anggota-anggota kelompok lainnya

b) Seseorang yang secara sistematis mempengaruhi perilaku anggota untuk pencapaian sebuah tujuan

c) Seseorang yang dengan komitmen yang penuh terhadap anggota kelompok dalam mencapai sebuah tujuan.

Komponen-komponen yang menjadi pegangan seorang pemimpin dalam penggerakan anggota-anggota adalah sebagai berikut :

1. Drive/dorongan, akan menghasilkan inisiatif, dan menimbulkan energi yang tinggi dan hasrat untuk berprestasi;

2. Motivation/motivasi, memiliki kekuatan dan hasrat untuk memimpin dan mendorong pelibatan anggota dalam mewujudkan visi;

3. Integrity/integritas/keutuhan/kejujuran, menimbulkan kepercayaan yang penuh dalam bekerjasama dengan yang lain, dan konsistensi dalam perkataan dan perbuatan;

4. Self Confidence/percaya diri, memperlihatkan nilai kepercayaan dalam melakukan transaksi dengan orang lain;

5. Knowledge/pengetahuan, pemahaman yang penuh tentang organisasi.

 

Kepala sekolah akan berhasil dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya bila keterampilan-keterampilan itu harus melekat dalam hal-hal berikut ini ;

1) Keterampilan dalam Kepemimpinan;

2) Keterampilan dalam Hubungan Antara Manusia;

3) Keterampilan dalam Kegiatan Kelompok;

4) Keterampilan dalam Administrasi Personil;

5) Keterampilan dalam Penilaian dan Pengawasan (Evaluasi).

 

            Dalam kerangka pengembangan mutu sekolah yang pengelolaannya berbasis TQM (Total Quality Management), sangat jelas bahwa tipe kepemimpinan yang memiliki visi kedepan dengan memberdayakan orang lain, berpenampilan unggul dan memiliki strategi yang tinggi dalam memenuhi kegiatan kastemernya. Oleh karena itu kepemimpinan yang bermutu tidak hanya berketerampilan yang tinggi saja akan tetapi juga harus memiliki kriteria lainnya seperti visi, strategi dalam berupaya untuk memenuhi keinginan pelanggannya dengan baik.

Hal ini sejalan dengan pemikiran dari Eva Balazs (1999) : “Leadership in the TQM context is visionary in that is embraces empowerment, perpormance and strategy, means;

Have a vision of total quality management for his or her institution.

Have a clear commitment to the quality improvement process.

Communicate the quality message.

Ensure that customer needs are the centre of the institution’s policies and practise.

Ensure that there are adequate channels for the voice of customers.

Lead staff development.

Be carefull not a blame others when problem arise – most problems are the result of polycies of the institution and the failling of the staff.

Lead inovatian within the institution.

Ensure than organizational structures clearly define responsibilities and provide the maximum delegation compatible whit accountability.

 

B. Teori Kepemimpinan

a. Teori Berdasarkan Ciri-Ciri

            Inti teori ini terlihat pada pendapat yang menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang sangat tergantung pada bakat yang dibawa sejak lahir. Penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang mudah ditakdirkan untuk menjadi pimpinan sehingga bagaimanapun sejarah perjalanan hidupnya akan menimbulkan situasi yang memungkinkan tempat sebagai pemimpin yang efektif. Tegasnya teori ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan dan tidak karena apapun.

b. Teori Ketergantungan pada Keadaan

            Ini pikiran dalam teori ini adalah bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi sangat tergantung menyesuaikan gaya kepemimpinan yang menjadi karakteristik utamanya dengan tuntutan pelaksanaan tugas yang harus terselenggara dalam organisasi. Teori ini berkembang akibat adanya dua “kubu” pendapat bahwa gaya kepemimpinan seseorang adalah suatu “fixed” dalam arti bahwa yang bersangkutan tidak akan bisa merubah kepemimpinan dan oleh karena itu organisasilah yang harus menyesuaikan diri dengan gaya tertentu itu. Pandangan lain mengatakan seorang pimpinan dengan tuntutan organisasi. Pandangan ini menekankan bahwa pimpinan dalam organisasi tidak mampu merubah kepemimpinannya, yang bersangkutan perlu diganti dengan seseorang yang kepemimpinannya dipandang cocok dengan ketentuan organisasi.

c. Teori Jalan Tujuan

            Teori ini berpendapat bahwa tidak selalu mampu mengidentifikasikan kebutuhannya secara tepat, kalaupun ada mereka tidak selalu mengetahui gaya yang paling tepat untuk memuaskannya. Oleh karena itu pimpinan diharapkan mampu membantu para bawahannya dengan menunjukkan “jalan” yang seyogyanya ditempuh untuk para bawahan itu sehingga berbagai tujuan pribadinya tercapai sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

d. Teori Keperilakuan

            Dilihat dari sudut teori ini ada dimensi yang menonjol dari seorang pemimpin yang pertama, prakarsanya dalam menentukan struktur tugas yang harus dilakukan oleh para bawahan. Kedua tingkat perhatian yang diberikan pada para bawahan dengan berbagai tujuan, harapan, cita-cita, keinginan, kepentingan dan kebutuhan. Kemampuan menentukan sikap tentang perlunya keseimbangan antara 2 dimensi tersebut dipandang sebagai salah satu faktor yang akan lebih menjamin keberhasilan kepemimpinan. Keseimbangan sangat penting karena dengan demikian tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi benar-benar terlaksana dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi.

e. Teori Situasi

            Teori ini menyatakan bahwa seorang pimpinan dalam menjalankan tugasnya pasti menghadapi situasi yang berbeda-beda dari waktu ke waktu dan faktor situasional tersebut berbeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. Adapun beberapa faktor situasi

yang berpengaruh antara lain :

1) Kompleksitas tugas yang harus dilaksanakan.

2) Jenis pekerjaan, apakah bersifat rutin dan teknis atau menuntut sikap yang

inovatif dan kreatif.

3) Bentuk teknologi yang digunakan.

4) Persepsi sikap dan gaya manajerial yang pada dasarnya dimiliki oleh para

pemimpin.

5) Norma yang dianut oleh kelompok kerja dalam organisasi.

6) Rentang kendali yang dianggap paling tepat yang pada gilirannya dapat

mengarah kepada tingkat pendelegasian wewenang yang sesuai dengan

kebutuhan organisasi.

7) Faktor ancaman, hambatan dan gangguan yang bila tidak dihadapi akan

mempunyai dampak negatif bagi organisasi.

f. Teori Pimpinan – Partisipasi

             Teori ini menyatakan bahwa pada analisa terakhir efektivitas seorang manager sangat tergantung pada tingkat kemampuannya untuk mengikutsertakan para bawahannya dalam seluruh proses manajemen terutama dalam proses pengambilan keputusan.

g. Teori Penerimaan

            Teori ini sering disebut dengan istilah “Acceptance Theory” yang intinya terletak pada pendapat yang menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tercermin pada pengakuan dan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa teori kepemimpinan adalah seseorang yang mempunyai bakat dan bisa memberi jalan.

 

 

 

 

 

C. Keterampilan dalam Kepemimpinan

1) Keterampilan dalam Kepemimpinan

            As the research and prectice have shown, leaders bring about change by :  developing and articulating a vision of improvement.  Planning and providing resources and needed organizational arrangements.  Designing and delivering training and ongoing staff development.  Monitoring progress and needs. Providing consultation and reinforcement, coaching, and problem-solving. (www. SEDL-Issues about Change Leadership An Imperative for Succesful Change.httm, 1991: 9)

            Although the principal is the key school leader, it is advantageous to increase leadership density by involving as many personnel as possible in leadership function. Such an approach can reduce the burden on the principal in some areas while providing other personnel with a sense of purposes and commitment to the school’s mission and goals. (C. Turney, N Hatton, K. Laws, K. Sinclair, D. Smith, 1992 : 50, The School Leader ; Educational Management Roles and Task, Allen & Unwim, Australia.) Kita harus mengenal sumber-sumber ide/kreativitas agar dapat diolah menjadi suatu produk inovasi baru dalam memanajemeni bisnis dan kehidupan yang tak menentu ini, antara lain sumber-sumber tersebut: 1) sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya, 2) kesenjangan antara harapan dan kenyataan, 3) kebutuhan untuk melakukan tugas secara lebuh baik, 4) pergeseran persepsi, tata nilai, aspirasi masyarakat, 5) perubahan dalam kependudukan, 6) perubahan permintaan masyarakat, 7) informasi dan teknologi baru.

 

2) Keterampilan dalam Komunikasi

            Gaya kepemimpinan terutama berhubungan dengan perilaku komunikatif yang digunakan untuk membantu orang lain untuk mencapai hasil yang diinginkan (R. Wayne Pace, Don F. Faules, 1993 : 303, Komunikasi Organisasi; Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, editor Deddy Mulyana, MA, Ph.D., Pt. Remaja Rosdakarya, Bandung.) Komunikasi harus diarahkan kepada :

1) To be understood – to get something across to some one so that he/she knows exactly what the leaders means.

2) To understand other – to get to know their exact meanings and intentions.

3) To gain acceptance for yourself and/or for your ideas.

4) To produce action – to get the other person or group to understand what is expected when it is needed, why it is necessary and, sometimes, ho to do it.

            Keempat tujuan seperti dikemukan oleh plunkeet ; 1975 : 49, di atas sangat penting bagi pimpinan organisasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dan interaksi dengan orang-orang yang menjadi anggota organisasinya. ( Emmy Fakry Gaffar, Yoyon, B.I, 1997 : 8, Pengembangan Sistem Komunikasi Organisasi, Laboratorium Pengembangan Manajemen, Jurusan Adpend FIP IKIP, Bandung)

3) Keterampilan dalam Mengambilan Keputusan

            Why are decision Hard ? First, a decision can be hard simply because of its complexity, Second, a decision can be difficult because of the inherent uncertainty in the situation., third, a decision maker may be interested in working toward multiple objectives, but progress in one direction may impede progress in others., Fourth and finally, a problem may be difficult in different perspectives lead to different conclusions. (Robert T. Clement, 1991: 2-3, Making hard decisions An Introduction to Decision Analysis, Plus-Kent Publishing Company, Boston). Terdapat serangkaian langkah yang seyogyanya ditempuh sebelum tindakan memutuskan diambil. Artinya, kelompok cenderung terlalu berorientasi pada tindakan nyata karena mereka mengetahui, bahwa bagi para pemimpin puncak organisasi, yang penting bukan bagaimana kelompok melaksanakan tugasnya, melainkan apakah keputusan yang diambil mendatangkan hasil yang diharapkan atau tidak, setelah terlebih dahulu mempertimbangkan ; a) tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, b) berbagai sasaran yang harus dicapai, c) kendala-kendala yang dihadapi oleh organisasi, d) kemampuan yang tersedia dalam organisasi.

            (Sondang P. Siagian, 1992 : 152-153, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, CV Haji Masagung, Jkarta) Participative Decision Making di sekolah dapat berbentuk sebagai berikut:

1) Partisipasi yang efektif dari guru-guru dalam proses pengambilan keputusan dapat lebih mengefektifkan pencapaian tujuan sekolah.

2) Guru-guru tidak ingin dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan. Disamping itu tidak diharapkan demikian.

3) Tugas yang penting dari seorang administrator (kepala sekolah) adalah menentukan kapan guru-guru itu dilbatkan ke dalam proses pengambilan putusan, dan kapan tidak perlu dilibatkan.

4) Peranan guru dalam proses pengmabilan keputusan dapat bermacam-macam, tergantung pada karakteristik masalah.

5) Saat guru dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan bergantung pada masalah yang dipecahkan.

            Ada beberapa syarat untuk menentukan perlu tidaknya bawhan diikutsertakan atau berpartisipasi dalam proses pengambilan putusan yaitu :

a) Relevansi ; apakah ada relevansi antara masalah yang dipecahkan dengan kepentingan bawahan.

b) Keahlian ; apakah bawahan cukup mempunyai pengetahuan tentang masalah yang akan dipecahkan.

c) Jurisdikasi ; apakah anggota atau bawahan mempunyai hak secara legal untuk ikut serta mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan.

d) Kesediaan ; apakah bawahan mempunyai kemamuan dan bersedia untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan. (Ngalim Purwanto, 1998 : 71, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung)

4) Keterampilan dalam Mengelola Sumber Daya

            Sumber Daya adalah input bagi proses produksi seperti barang modal, kemampuan para pekerja, hak paten, keuangan, dan manajer berbakat. Berbasis Sumber Daya untuk Profitabilitas Tinggi ; 1) Sumber Daya, 2) kemampuan, 3) keunggulan Bersaing yang berkesinambungan, 4) Pemilihan dan penerapan Strategi, 5) Profitabilitas Tinggi (Michael A Hitt, R Duane Ireland, Robert E. Hoskisson (Alih Bahasa Armand Hediyanto), 1997 : 17 s.d 19, manajemen Strategis ; Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi, Erlangga, Jakrata.)

            Kepmendiknas No.044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, pada lampiran II Kepmendiknas (A) (I).PENGERTIAN DAN NAMA, butir (1) Komite sekolah asalah badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra-sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah. (A) (III) TUJUAN, butir (1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan, butir (2) Meningkatkan tanggungjawab dan peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, butir (3) Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel,

dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. (Kepmendiknas No. 044/U/2002, tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah) Hubungan sekolah dengan masyarakat disekitarnya sangat penting. Di satu sisi sekolah memerlukan masukan dari masyarakat dalam menyusun program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan masyarakat dalam melaksanakan program tersebut. Di lain pihak, masyarakat memerlukan jasa sekolah untuk mendapatkan program-program pendidikan sesuai dengan yang diinginkan. Jalinan semacam itu dapat terjadi, jika pimpinan sekolah aktif dan dapat membangun hubungan yang saling menguntungkan, demi anak didik…..Hubungan dengan masyarakat akan tumbuh jika masyarakat juga merasakan manfaat dari keikutsertaannya dalam program sekolah. Manfaat dapat diartikan luas, termasuk rasa diperhatikan dan rasa puas karena dapat menyumbangkan kemampuannya bagi kepentingan sekolah. (Dirjen Dikdasmen, 1999 : 167, Panduan Manajemen Sekolah, Dep. P & K Direjen Dikdasmen direktorat Pendidikan Menengah Umum, Jakarta)

 

D. Gaya Kepemimpinan

            Menurut Fremont E. Kast dan Janes E. Rosenzweig (1995 : 536) ada 3 gaya kepemimpinan dalam kelompok yang relatif menonjol di mana 3 gaya ini berorientasi pada tugas, yaitu :

a. Kepemimpinan gaya otoriter adalah suatu kepemimpinan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan kegiatan yang akan dilakukan, diputuskan oleh pemimpin. Dengan ciri tersebut berarti memberikan instruksi secara pasti, menuntut kerelaan, menekankan pelaksanaan tugas, melaksanakan pengawasan tertutup, bawahan tidak mempengaruhi keputusan, memakai paksaan, ancaman dan kekuasaan untuk melakukan disiplin serta menjamin pelaksanaannya.

b. Kepemimpinan gaya demokratis adalah suatu gaya kepemimpinan di mana guru dilibatkan dalam penentuan sasaran strategi dalam pembagian tugas. Dengan ciri tersebut seperti memperhatikan pandangan bawahan, memberikan bimbingan pada masa-masa yang timbul dan melibatkan perasaan sendiri dalam membantu bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.

c. Kepemimpinan gaya liberal adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan pada bawahan. Ciri kepemimpinan ini yaitu bawahan menentukan tujuan dan mengambil keputusan sendiri, pemimpin hanya memberikan nasehat atau pengarahan sejauh yang diminta saja.

            Dari ketiga gaya kepemimpinan di atas pada prinsipnya semuanya baik tergantung pada situasi yang terjadi. Kepemimpinan demokratik adalah yang terbaik dalam keadaan normal. Sedangkan dalam keadaan darurat kepemimpinan otokratik akan lebih baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing gaya kepemimpinan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu kombinasi dari ketiganya disesuaikan dengan kondisi sekolah yang ada merupakan gaya kepemimpinan yang terbaik.

 

E. Kepemimpinan dan Perubahan

1) Perilaku Dan Budaya Organisasi

            Perilaku organisasi sebagai suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia, demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi.

            Pendekatan perilaku dalam organisasi mempertaruhkan manusia dalam organisasi sebagai suatu unsur yang komplek, dan oleh karenanya adanya suatu kebutuhan pemahaman tentang teori organisasi yang didukung oleh riset yang empiris sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia itu sendiri.

(Bagaimana Seyogyanya orang) mendekati situasi dimana manajer mungkin harus memilih antara dua alternatif, alternatif yang satu lebih manusiawi dan yang lain lebih produktif ? Alternatif mana yang seyogyanya dimaksimumkan manajer ? (Henry L. Tosi;1981)

 

 

 

 

 

Model Perilaku Organisasi

Perbedaan

OTOKRATIK

KUSTODIAL

SUPORTIF

KOLEGIAL

Basis Kuasa

Kuasa

Sumber Daya ekonomi

Kepemimpinan

Kemitraan

Orientasi manajerial

Wewenang

Uang

Dukungan

Kerja Tim

Orientasi Pegawai

Kepatuhan

Rasa Aman & Maslahat

Prestasi Kerja

Tanggungjawab

Hasil Psikologi Pegawai

Bergantung pada atasan

Bergantung pada Organisasi

Partisipasi

Swadisiplin

Kebutuhan Pegawai yang terpenuhi

Kebutuhan Pokok

Rasa Aman

Status dan Pengakuan

Perwujudan diri

Hasil Prestasi

Minimum

Kerjasama Pasif

Timbulnya Dorongan

Antusiasme secukupnya

 

Kecenderungan Dalam Perilaku Organisasi

Dari

Ke

 

·         Sistem tertutup

·         Orientasi materialistik

·         Pemusatan kuasa

·         Motivasi ekstrinsik

·         Sikap negatif terhadap orang-orang

·         Berfokus pada kebutuhan organisasi

·         Menekankan disiplin

·         Peran manajemen yang otoritatif

 

 

·         Sistem terbuka

·         Orientasi manusia

·         Penyebaran kuasa

·         Motivasi intrinsik

·         Sikap positif tentang orang-orang

·         Keseimbangan focus pada kebutuhan pegawai dan organisasi

·         Swadisiplin

·         Peran manajemen atas dasar kepemimpinan dan dukungan tim

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

a.      Pengambilan Keputusan

            Di dalam sebuah sekolah, Pengambilan keputusan mengambil andil yang sangat penting untuk menjaga keharmonisan dalam sekolah itu sendiri. Untuk dapat melakukan pengambilan keputusan dengan tepat, beliau mengatakan ada komponen-komponen yang harus diperhatikan. Yang  pertama adalah profesioanlisme, tidak hanya kepala sekolah saja yang harus profesional, para guru selain mengajar harus profesional sebagai pemimpin di kelas, manager kelas, dan organisator. Sebagai pemimpin di kelas guru harus bisa menyuruh anak didiknya agar mengikuti kegiatan belajar mengajar, sebagai manager kelas harus memiliki kemampuan mengatur suasana yang nyaman di kelas, dan sebagai organisator harus bisa bekerjasama dengan sesama guru dan dengan kepala sekolah. Yang kedua adalah harus memiliki pertimbangan sebelum mengambil keputusan, apakah keputusannya sudah matang atau belum. Yang ketiga adalah harus melihat konteks situasional, yaitu mencari latar belakang permasalahan. Yang keempat adalah pengalaman, hal ini sangat penting karena seseorang yang tidak memiliki pengalaman mengenai kepemimpinan akan sangat sulit memperoleh jawaban yang tepat dalam pengambilan keputusan. Dan yang terkhir adalah bersikap terbuka dan selektif terhadap masukan-masukan dari orang lain  terutama para orang tua wali  murid karena karena sangat berpengaruh terhadap kemajuan sekolah. 

 

b.      Gaya Kepemimipinan

            Gaya kepemimpinan dalam ruang lingkup pendidikan khususnya di TK Idhata Unesa adalah gaya kepemimpinan Situasional. Maksud dari gaya kepemimpinan adalah menyesuaikan situasi atau konteks masalah dan orang yang dipimpin. Boleh jadi menggunakan gaya kepemimpinan demokratis dan juga menggunakan gaya kepemimpinan otoriter. Gaya kepemimpinan demokratis diterapkan kepada orang-orang yang mudah diatur misalkan musyawarah dengan wali murid, rapat dengan guru-guru, pembagian tugas organisasi, dan lain-lain. Gaya kepemimpinan otoriter diterapakan pada orang-orang yang diatur, namun dalam ruang lingkup pendidikan gaya kepemimpinan ini bukan ditujukan untuk meenakut-nakuti atau membatasi kebebasan namun lebih diarahkan untuk tujuan mendidik ke arah yang baik. Misalkan siswa TK Idhata dilarang ke kolam renang dewasa dan hanya diperbolehkan berenang di area kolam renang khusus anak-anak saja. Sehingga dalam konteks ini gaya kepemimpinan otoriter sangat dibutuhkan dan wajib dilakukan oleh pemimpin khususnya kepala sekolah dan para guru-guru di TK Idhata Unesa.

            Berbeda dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh beliau ketika mengajar sebagai dosen. Untuk mahasiswa yang diajar di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Surabaya Ketintang beliau menggunakan gaya kepemimpinan otoriter. Untuk mahasiswa  Fakultas Ilmu Sosial (FIS) beliau mengajarkan dengan tegas karena usia mahasiswa yang tergolong muda yang sering membangkang dan harus dilatih disiplin sejak dini. Sedangkan untuk mengajar guru-guru yang mengikuti sertifikasi di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Uneversitas Negeri Surabaya Lidah Wetan beliau menerapkan gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan ini diterapkan karena beliau menganggap guru-guru yang mengikuti sertifikasi di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) sudah dewasa dan mudah diatur.        

 

c.       Pengembangan Sekolah

            Mengenai keadaan sekolah TK Idhata Unesa, Ibu Kepala Sekolah menilai perkembangan sudah cukup lumayan bagus  namun masih membutuhkan penambahan bangunan lagi. Ke depannya pihak sekolah akan membangun toilet karena toilet yang ada saat ini dianggap masih dinilai masih kurang penambahan. Untuk meningkatkan kualitas dan pengembangan kemampuan akademik dan non akademik siswa-siswi beliau juga memberikan program tambahan. Progam tambahan tersebut meliputi komputer, drum band, dan pendidikan agama islam. Hal ini ditujukan agar kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif siswa-siswi TK Idhata Unesa bisa terasah mulai sejak dini. Dengan pemberian pendidikan agama  islam ini kepala sekolah berkeinginan untuk menanamkan nila-nilai agama kepada siswa-siswi sejak dini. Hal ini penting karena tidak akan ada gunanya orang –orang yang memiliki intelegensi tinggi kalau tidak memiliki akhlak yang baik, orang tersebut tidak akan mampu memberikan manfaat kepada orang lain.

 

d.      Tantangan dan Hambatan selama Menjadi Kepala Sekolah

            Sebagai Kepala Sekolah TK Idhata Unesa beliau memiliki tanggung jawab yang besar dalam memimpin sekolah. Selain usia beliau yang sudah tua, masih banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi oleh beliau, yaitu dalam hal pembagian waktu yang sangat padat. Beliu adalah termasuk orang yang sangat sibuk, selain menjadi kepala sekolah TK Idhata Unesa beliau menjadi Dosen di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya, dosen di Universitas Terbuka Jombang, aktif dalam organisasi, dan lain sebagainya. Karena sering bolak-balik dari memimpin sebagai kepala sekolah dan mengajar sebagai dosen dan sering ke luar kota beliau sering kehilangan waktu banyak untuk beristirahat.    

 

e.       Strategi dalam Menghadapi Tantangan dan Hambatan selama Menjadi Kepala Sekolah

            Meskipun beliau sibuk menjalankan aktivitas sebagai Kepala Sekolah TK Idhata Ketintang, dosen, ketua yayasan dan kesibukan lainnya, beliau juga termasuk orang yang sangat ulet dalam mengatur waktu dan itu semua sudah diterapkan semenjak beliau masih muda hingga saat ini. Hampir setiap hari atau setiap saat beliau tidak pernah terlihat menganggur, selalu ada waktu yang digunakan beliau untuk berktivitas. Padahal banyak orang yang sudah lanjut usia biasanya lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat di rumah daripada sibuk melakukan aktivitas kerja namun semangat beliau tidak kalah dengan anak muda. Jarang ada waktu senggang yang digunakan beliau untuk untuk beristirahat di rumah karena kesibukannya yang sangat padat.

            Meskipun hanya memiliki sedikit waktu istirahat, kesibukannya tersebut justru malah menjadi berkah. Aktivitas yang padat dijadikan suatu kebahagiaan batin yang tak ternilai dibandingkan dengan berpergian ke tempat parawisata. Saat ini setiap hari minggu beliau juga mengajar sebagai dosen di Universitas Terbuka Jombang dengan diantar oleh suaminya. Menurut beliau pergi kota untuk mengajar diantar dengan suami terasa seperti pergi berparawisata dan dapat menghilangkan kepenatan setelah sibuk beraktivitas.

 

f.       Langkah-Langkah yang Digunakan Oleh Guru untuk Membentuk Jiwa

Kepemimpinan Kepada Murid-muridnya

Pada dasarnya setiap anak dapat mengasah kemampuan dasar kepemimpinan sendiri dengan hal-hal yang sederhana. Bukan dengan teori-teori yang dapat membebani anak. Menanamkan kemampuan dasar kepemimpinan pada anak dapat dilakukan dengan cara melatih self leadership yakni melatih anak untuk dapat memimpin dalam kelompok. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yakni:

1.Memimpin berdoa sebelum memulai pelajaran.

2.Memimpin menyanyi di dalam kelas.

3.Memimpin kegiatan baris-berbaris sebelum memasuki kelas.

4.Bermain serta berinteraksi sosial dengan teman-temannya.

Selain kepemimpinan dalam kelompok yang dijelaskan diatas, kepemimpinan dapat diciptakan dalam diri murid-murid melalui :

1.Murid berdoa sebelum dan sesudah makan.

2.Murid mengerjakan tugas individu yang diberikan oleh guru dengan baik sesuai petunjuk guru.

3.Berinisiatif untuk maju jika guru menawarkan untuk menjawab pertanyaan di depan.

Semua kegiatan di atas terlebih dahulu dicontohkan oleh guru dalam beberapa kali, setelah murid mampu merekam dan mengaplikasikannya dengan baik, selanjutnya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan atas inisiatif murid-murid sendiri, fungsi guru sebagai pengarah dan pemantau.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Penulis dapat menyimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah di Taman Kanak-Kanak terhadap efektivitas kerja guru sangatlah penting. Tanpa adanya kepemimpinan kepala TK, efektivitas kerja guru tidak akan berjalan dengan lancar,ini dikarenakan seorang pemimpin adalah otak organisasi. Seorang pemimpin mengharapkan guru dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

B. Saran

Setelah terselesainya tugas akhir ini penulis mencoba memberikan saran yang nantin           ya mungkin dapat berguna bagi semua pihak. Adapun sasarannya antara lain:

Hendaknya kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan demokratik tidak hanya

dengan orang tua murid saja, tetapi juga kepada guru-guru pengajar karena gaya

kepemimpinan demokratik adalah yang terbaik dalam keadaan normal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 1

Foto-Foto Hasil Observasi

Di TK Idhata Unesa Surabaya

 

clip_image004

Gambar 1. Foto profil sekolah TK Idhata Unesa Surabaya

clip_image006

Gambar 2. Struktur Organisasi TK. IDHATA UNESA

 

clip_image008

Gambar 3. Struktur Organisasi Komite TK

clip_image010

Gambar 4. Program Kerja TK IDHATA UNESA

 

clip_image012 

Gambar 5. Data Masukan dan Tamatan

 

clip_image014

Gambar 6. Pelaksanaan 9 K di TK IDHATA UNESA

clip_image016

Gambar 7. Kumpulan Piala dan Penghargaan TK IDHATA UNESA

 

clip_image018

Gambar 8. Kepala sekolah dan guru-guru TK IDHATA UNESA

clip_image020

Gambar 9. Guru memimpin murid-murid berdoa bersama

 

clip_image022

Gambar 10. Murid-murid bersama mahasiswa Unesa saat Observasi berdoa dan bersalaman sebelum pulang

 

clip_image024

Gambar 11. Murid-murid membiasakan diri bersalaman sebelum pulang dengan tertib

Lampiran 2

Profil Sekolah dan Kepala Sekolah TK Idhata Unesa

Gambaran Umum Sekolah

a)        Lokasi

Lokasi tempat observasi berada di Kampus UNESA bertempat

di Ketintang Surabaya.

b)        Visi

Mewujudkan lembaga anak usia dini di jalur formal dan menjadikan penerus

yang beriman, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, kreatif, dan

mampu menghadapi tantangan di masa yang akan datang.

c)        Misi

1.Memberikan pendidikan dan penanaman yang dilandasi nilai agama, moral, dan

budaya.

2.Memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreasi agar terampil dalam

kegiatan pembelajaran dan dapat mengembangkan kecakapan hidup.

 

 

 

 

 

 

 

 

clip_image026

 
Profil Kepala Sekolah TK

Nama                                       : Dra. Hj Siti Djalalah

Tanggala Lahir                        : 24 Agustus 1943

Tempat Lahir                           : Banjarnegara 

Alamat                                    : Jalan Mojo 4 No 40 Surabaya

Riwayat Pendidikan               : SDN Banjarnegara

                                                  SMP Banjarnegara

                                                  SMA SGKPN Yogyakarta

                                                  S1 IKIP Surabaya

Pengalaman Kerja                   : Dosen Unesa Paud 1990 Sekarang

                                                  Dosen Universitas Terbuka Jombang

                                                  Kepala Sekolah TK Lab Unesa 1998 – 2005

                                                  Kepala Sekolah Tk Idhata Unesa 2005 sampai sekarang

Pengalamana Organisasi         :  Ketua Dharma Wanita Pariwisata

                                                   Ketua Yayasan Islam Terpadu

 

Suami                                      : S. Yulianto

Anak                                       : Setiadi Yulianto

                                                  B. Budi Setiani

                                                  Soni Setiawan

                                                  Dewi Sulistyowati

                                                  Haris Setiabudi

                                                  Erwin Setyrto

                                                  Feri Sulistyari

                                                  Garina Sulityana

Saudara                                   : 3 Dari 7 Bersaudara

Ayah                                       : K.H Hambali

Ibu                                           : Hj. Hamidah

 


Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Kelompok:


Tinggalkan Komentar

1 komentar:

Unknown mengatakan...
8 April 2022 pukul 08.00

Best eCOGRA Sportsbook Review & Welcome Bonus 2021 - CA
Looking for an eCOGRA Sportsbook Bonus? 나비효과 At this eCOGRA Sportsbook https://deccasino.com/review/merit-casino/ review, we're 출장샵 talking about a 바카라사이트 variety of ECCOGRA sportsbook promotions. 출장마사지

جزاكم الله خير الجزاء

Selamat Membaca Materi dan Tugas Kuliah Saya semoga bermanfaat untuk semuanya Amin..............................