Tugas Kepemimpinan

Diterbitkan Oleh: Unknown
Jumat, 09 November 2012 Komentar: 0

Nama  : Anis Watul Maghfiroh

Nim     : 108554064

PAP 10 A

 

1.      Skema Pengambilan Keputusan

1.       Tujuan yang ditetapkan sebelumnya ; merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai sebagai arahan sebelum keputusan yang akan diambil.

2.       Berbagai sasaran yang harus dicapai ; menentukaan sasaran yang akan ditargetkan atau yang ingin dicapai.

3.       Kendala-kendala yang dihadapi ; mengidentifikasi kemunginan dapat yang akan dihadapi oleh organisasi.

4.        Kemampuan yang tersedia dalam organisasi ; mengidentifikasi kualitas SDM untuk menghadapi kendala-kendala yang dihadapi organisasi.

 

clip_image001[6]

 

Gambar: 1 Skema langkah yang seharusnya dipertimbangkan dan ditempuh sebelum melakukan pengambilan keputusan menurut Sondang P. Saigan

 

1.      Relevansi ; apakah relevansi antara masalah yang dipecahkan dengan kepentingan bawahan.

2.      Keahlian ; apakah bawahan cukup mempuyai pengetahuan tentang masalah yang akan dipecahkan.

3.      Jurisdikasi ; apakah anggota atau bawahan mempunyai hak secara legal untuk ikut serta mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan.

4.      Kesediaan ; apakah bawahan mempunyai keamanan dan bersedia untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan (Ngalim Purwanto, 1998 : 71, Administrasi dan Supervisi Pendidikan PT. Remaja Rosdakarya : Bandung).

clip_image002[6]

Gambar: 2 Skema syarat untuk menentukan perlu tidakbawahan diikutsertakan atau berpartisipasi dalam proses pengambian keputusan menurut Ngalim Purwanto.

 

 

2.     Skema Kepemimpinan Kepala Sekolah Di TK Idhata Unesa

clip_image003clip_image005

Gambar: 3 Skema kepemimpinan kepala sekolah di tk idhata unesa

 

Pengambilan Keputusan

Di dalam sebuah sekolah, Pengambilan keputusan mengambil andil yang sangat penting untuk menjaga keharmonisan dalam sekolah itu sendiri. Untuk dapat melakukan pengambilan keputusan dengan tepat, beliau mengatakan ada komponen-komponen yang harus diperhatikan. Yang pertama adalah profesioanlisme, tidak hanya kepala sekolah saja yang harus profesional, para guru selain mengajar harus profesional sebagai pemimpin di kelas, manager kelas, dan organisator. Sebagai pemimpin di kelas guru harus bisa menyuruh anak didiknya agar mengikuti kegiatan belajar mengajar, sebagai manager kelas harus memiliki kemampuan mengatur suasana yang nyaman di kelas, dan sebagai organisator harus bisa bekerjasama dengan sesama guru dan dengan kepala sekolah. Yang kedua adalah harus memiliki pertimbangan sebelum mengambil keputusan, apakah keputusannya sudah matang atau belum. Yang ketiga adalah harus melihat konteks situasional, yaitu mencari latar belakang permasalahan. Yang keempat adalah pengalaman, hal ini sangat penting karena seseorang yang tidak memiliki pengalaman mengenai kepemimpinan akan sangat sulit memperoleh jawaban yang tepat dalam pengambilan keputusan. Dan yang terakhir adalah bersikap terbuka dan selektif terhadap masukan-masukan dari orang lain terutama para orang tua wali murid karena karena sangat berpengaruh terhadap kemajuan sekolah.

 

Gaya Kepemimipinan

Gaya kepemimpinan dalam ruang lingkup pendidikan khususnya kepala sekolah TK Idhata Unesa adalah gaya kepemimpinan Situasional. Maksud dari gaya kepemimpinan adalah menyesuaikan situasi atau konteks masalah dan orang yang dipimpin. Boleh jadi menggunakan gaya kepemimpinan demokratis dan juga menggunakan gaya kepemimpinan otoriter. Gaya kepemimpinan demokratis diterapkan kepada orang-orang yang mudah diatur misalkan musyawarah dengan wali murid, rapat dengan guru-guru, pembagian tugas organisasi, dan lain-lain. Gaya kepemimpinan otoriter diterapakan pada orang-orang yang diatur, namun dalam ruang lingkup pendidikan gaya kepemimpinan ini bukan ditujukan untuk meenakut-nakuti atau membatasi kebebasan namun lebih diarahkan untuk tujuan mendidik ke arah yang baik.

 

Perilaku dan Budaya Organisasi

Menciptakan akhlak mulia merupakan salah satu tujuan dari pelaksanaan pendidikan di TK Idhata Unesa. Demi mewujudkan akhlak mulia baik antar sesama guru, antara guru dengan kepala sekolah, antar guru dengan siswa, dan antar sekolah dengan wali murid, di TK Idhata Unesa sudah terlihat menerapkan tata krama dengan baik. Saling mengucapkann salam ketika bertemu, mengajarkan kepada siswa untuk selalu berdoa ketika belajar, guru meminta izin melalui kepala sekolah jika ada keperluan, dan lain-lain. Perilaku dan budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap penanaman karakter siswa yang berakhlak mulia.

 

Strategi Menghadapi tantangan dan Hambatan

Meskipun hanya memiliki sedikit waktu istirahat, kesibukannya tersebut justru malah menjadi berkah. Aktivitas yang padat dijadikan suatu kebahagiaan batin yang tak ternilai dibandingkan dengan berpergian ke tempat parawisata. Saat ini setiap hari minggu beliau juga mengajar sebagai dosen di Universitas Terbuka Jombang dengan diantar oleh suaminya. Menurut beliau pergi kota untuk mengajar diantar dengan suami terasa seperti pergi berparawisata dan dapat menghilangkan kepenatan setelah sibuk beraktivitas.


Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Kelompok:


Tinggalkan Komentar

0 komentar:

جزاكم الله خير الجزاء

Selamat Membaca Materi dan Tugas Kuliah Saya semoga bermanfaat untuk semuanya Amin..............................